Mari kita kembali mengingat masa awal penciptaan manusia. Saat Tuhan selesai menciptakan manusia, Dia memberikan 2 perintah. Dua perintah ini pastilah 2 hal yang sangat mendasar dalam hidup seorang manusia.
Perintah pertama adalah tentang apa yang harus manusia lakukan di Bumi.
Yang harus dilakukan adalah: beranak cucu dan berkuasa atas bumi (Kej 1:28)
Perintah kedua adalah tentang apa yang harus dimakan manusia. Makanan, yang sangat jarang jadi topik khotbah, justru adalah salah satu hal pertama yang Tuhan bicarakan kepada kita. Saya percaya ini bukan kebetulan. Apa yang kita masukkan ke dalam tubuh kita nantinya sangat mempengaruhi cara kita bersikap dan berpikir. Ada pendeta yang berkata bahwa jalan yang paling sering dipakai Setan untuk membuat kita jatuh adalah lewat makanan. Saat makanan kita salah, dosa lebih mudah masuk dan berkuasa dalam hidup kita.
Berhubung ayat ini sangat jarang dikutip, ijinkan saya mengutipnya sekarang. Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.
Jadi yang harus dimakan manusia adalah: tumbuhan berbiji dan pohon-pohon yang buahnya berbiji.
Perhatikan di sini, kehendak Tuhan yang sempurna untuk makanan kita bukanlah makanan hewani, tapi makanan nabati murni. Orang sekarang menyebutnya dengan istilah vegan. Jadi konsep vegan adalah konsep dari Alkitab.
Menarik juga untuk diperhatikan bahwa perintah tentang makanan ini keluar segera setelah perintah bahwa kita harus berkuasa segala hewan.
Sepertinya Tuhan ingin menjelaskan bahwa yang Dia maksud dengan "berkuasa", tidaklah termasuk dengan menjadikan hewan-hewan tersebut sebagai makanan. Itulah sebabnya Dia langsung memberitahu apa yang Dia ingin kita makan.
Ada banyak ahli Alkitab yang berpendapat bahwa kata "berkuasa" yang dalam bahasa Inggrisnya adalah "dominion", seharusnya adalah "stewardship". Perbedaannya ada pada konsep tanggung jawab. Kalau "dominion" adalah berkuasa atas milik pribadi; tidak perlu memberi pertanggungjawaban terhadap pihak lain, sementara "stewardship" adalah berkuasa karena diberi kekuasaan oleh pemilik sah-nya; nantinya harus memberikan pertanggungjawaban atas apa yang sudah dikerjakan.
Secara pribadi, sekalipun lebih setuju dengan konsep "stewardship", saya tidak terlalu pusing dengan hal ini. Kunci utamanya adalah manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Tuhan.
Apakah berkuasa dengan mengeksploitasi dan menyengsarakan untuk kenikmatan pribadi itu segambar dengan sifat Tuhan? Jelas tidak!
Justru dalam kekuasaanNya, Tuhan mengorbankan diriNya sendiri untuk menyelamatkan umat manusia. Memimpin dengan melayani, itulah konsep Tuhan tentang berkuasa.
Diakhir hari tersebut, Tuhan berpendapat bahwa hal yang diciptakanNya adalah "sungguh amat baik". Hari-hari sebelumnya Dia cuma berpendapat "baik".
Saya percaya saat Tuhan melihat ada keharmonisan di Bumi; ada hubungan yang baik antara manusia dengan Tuhan dan manusia dengan para satwa dan ciptaan Tuhan lain di Bumi, maka hal tersebut adalah sungguh... amat baik.
No comments:
Post a Comment